LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
“GASTRIRTIS”
DI BPPLU PAGAR DEWA PROVINSI BENGKULU
OLEH :
Rudianto, S. Kep
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI
MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Gastritis Merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal, dua jenis gastriris yang sering terjadi adalah
Gastriris superficial akut dan gastriris atrofik kronis ( NANDA NIC-NOC 2015 )
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.
Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti. Berdasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatakan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua. Yaitu:
a. Gastritis
akut
Merupakan kelainan klinis akut yang
jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sl
inflamasi akut dan neutrofil.
b.
Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering
bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi, kelainan ini
berkaitan erat dengan infeksi H.pylori. (Arief
mansjoer, 2001)
2. Etiologi
Gastritis
disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa
lambung menunjukkan respons inflamasi akaut dan jika diabaikan akan menjadi
kronik (NANDA NIC-NOC 2015 )
Penyebab lainnya penyakit ini, antara lain :
·
Obat-obatan: Aspirin>, obat
antiinflamasi nonsteroid (AINS)
·
Alkohol
·
Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung:
trauma, luka bakar, sepsis
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan
lokasi berbeda. Jika ditemukan
pada
korpus dan fundus, biasanya disebabkan stres. Jika disebabkan karena
obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga
menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi
epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.(Arief
mansjoer, 2001)
3. Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor
defensif yang berperan
dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor-faktor
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam keadaan normal, faktor defensif dapat mengatasi
faktor agresif sehingga tidak terjadi kerusakan atau kelainan patologi
1. Klasifikasi
1. Gastritis
akaut :
- gastritis akut tanpa perdarahan
- gastritis akut dengan perdarahan (gastritis
hemoragik atau gastritis erosiva
Gastritis
akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan-makanan yang
terlalau berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit,
iritasi bahan semacam alkohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain,
refluks empedu atau cairan pankreas.
2. Gastriris
kronik : inflamasi lambung yang lama dapat disebabakan oleh ulkus beningna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylopy (H.pylopy).
3. Gastritis
bacterial
Gastritis bacterial yang disebut
juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks daribduodenum. (NANDA
NIC-NOC 2015)
2. Pemeriksaan
Penunjang
1. pemeriksaan darah : tes ini digunakan untuk
memeriksa adanya antibodi H.pylory dalam darah. Hasil tes yang positif
menunjukkan bahwa pasien perna kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes
darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat
perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan
pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri pylory
atau tidak.
3. Pemeriksaan
feses. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feses atau tidak, hasil
yang positif dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi.
4. Endoskopi
saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan
pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
5. Ronsen
saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran
cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
(NANDA NIC-NOC 2015)
3. Penatalaksanaan
1.Gastritis
akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan
etiologinya, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung
berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antasid juga ditunjukkan sebagai sifoprotektor berupa berupa sukralfat dan
prostaglandin.
Penatalaksanaannya
sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi,
pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat
menjadi penyebab, serta dengan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga
mencapai PH lambung 4. Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada
umumnya tetap dianjurkan. Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita
penyakit dengan keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi
nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan misaprostol, atau derivat
prostaglandin.
Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut
dilakukan dengan meghindari alkohol dan makanan samapai gejala berkurang , bila
gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan,
penatalaksanaan srupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya performasi. (NANDA NIC-NOC 2015)
1.
Gastritis kronis
Faktor
utama ditandai oleh kondisi frogesif
epitel kelenjar disertai sel parietal dan chief cell. Dinding lambung
menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini
digolongkan menjadi dua kategori Tipe A (altrofik atau fundal) dan tipe B (antral).
Gastritis kronis tipe A disebut juga
gastritis altrofik atau fundal, karena gastritis terjadi pada bagian fundus
lamung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang
disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan
faktor intrinsik tidak adanya sel parietal dan chief cell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya
kadar gastrin.
Gastritis kronis tipe B disebut juga
sebagai astritis antral karena umumnya mengenai daerah atrium lambung dan lebih
sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A, penyebab utama
gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter
pylori. Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan Alkohol yang
berlebihan, merokok, dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya ulkus
peptikum dan karsinoma.
Pengobatan gastritis kronis
bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan
antibiotik untuk membatasi Helicobacter pylory, namun demikian lesi tidak selalu
muncul dengan gastritis kronis. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi
lambung harus dihindari bila terjadi anemia defisiensi besi ( yang disebabkan
oleh perdarahan kronis). Maka penyakit ini harus diobati. Pada anemia
pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat
serta memulai farmakotrapi. Helicobacter pylory dapat diatasi dengan antibiotik
(seperti Tetrasiklin atau Amoxicillin) dan garam bismut (pepto bismol). Pasien
dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12.
(NANDA
NIC-NOC 2015)
4. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok
hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylory, sebesar 100% pada tukak
duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan
endoskopi.(Arief mansjoer, 2001)
5. Asuhan
Keperawatan Teoritis
a.
Pengkajianteoritis
Meliputi, namapanti/BPPLU, alamatpanti, tanggalmasuk, tanggalPengkajiandannomor register.
1. Identitas
Klien
Meliputi identitas pasien yaitu
namalansia,umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,suku, pendidikan, alamat, lama tinggal di panti, sumberpendapatan
dan identitas penanggung jawab.
2. Alasan
kunjungan ke Panti
3. Riwayat
kesehatan
· Masalah
kesehatan dahulu
Apakah
pasien pernah menderita penyakit gastritis pada masa anak-anak dan apakah
pasien pernah dirawat di rumah sakit.
· Masalah
Kesehatan sekarang
Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual atau muntah
· Masalah
kesehatan keluarga/keturunan
Mungkinkah
pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien sekarang ini.
4. Status Fisiologis
1. Pola
kebiasaan sehari-hari
Aktivitas terganggu
karena kelemahan fisik yang dialami pasien.
2. Pemeriksaan
fisik
§ Pada
waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien lemah.
§ Pada
waktu Palpasi adanya nyeri ulu hati atau nyeri tekan abdomen.
3. Aktivitas/istirahat
Gejala : Malaise
4. Sirkulasi
Tanda : Takikardia
5. Eliminasi
Gejala : Konstipasi
pada awitan awal
Tanda : Distensi
abdomen, nyeri ulu hati, nyeri tekan abdomen
6. Makan/cairan
Gejala : Anoreksia
Tanda : Mual/muntah
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri
abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat dan
terkontaminasi pada Mc. Burney.
Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tidak
jelas
Tanda : Perilaku
berhati-hati, meningkatkan nyeri pada kuadran kanan karena posisi ektensi kaki
kanan/posisi duduk tegak.
8. Keamanan
Tanda : Demam
(biasanya rendah)
9. Pernafasan
Tanda : Takipnea,
pernafasan dangkal
10. Penyuluhan
dan pembelajaran
Gejala : Riwayat
kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen.
b.
Diagnosa Keperawatan Yang mungkin timbul
1. Nyeri
akut b.d mukosa lambung teriritasi
2. kekurangan volume cairanberhubungandenganmasukan
cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
3. ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi yang tidak adekuat
(NANDA NIC-NOC 2015)
a. Intervensi
Keperawatan
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Kriteria dan hasil
|
intervensi
|
1
|
Nyeri akut
Definisi : pengalaman
sesnsori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa (international association for the study of pain):awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan,
Batasan karateristik:
·
Perubahan selera makan
·
Perubahan tekanan darah
·
Perubahan frekuensi jantung
·
Perubahan prekwensi pernafasan
·
Laporan isyarat
·
Diaforesis
·
Prilaku distraksi, misalnya : berjalan mondar
mandie mencari orang lain dan aktivitas lain, aktivitas yang berulang.
·
Mengekspresikan prilaku misalnya : gelisa,
merengek, menangis.
·
Masker wajah, misalnya : mata kurang bercahaya,
tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus meringis.
·
Sikap melindungi area nyeri
·
Indikasi nyeri yang dapat diamati
·
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
·
Sikap tubuh melindungi
·
Dilatsi pupil
·
Melaporkan nyeri secara verbal
·
Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan :
-Agen
cedera misalnya : biologis, zat kimia, fisik, psikologis
|
NOC
v Pain level
v Pain control
v Comport level
Kriteria hasil :
v Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri mampu menggunakan tekhnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v Mampu
mengenali skala nyeri
v Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
|
NIC
Pain management :
-
Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensip
termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor
presipitasi
-
Obsevasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
-
Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
-
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
-
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
-
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
-
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
-
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-
Kurangi factor presipitasi nyeri
-
Pilih dan lakukan penangani nyeri (farmakologi,
non farmakologi dan interpersonal)
-
Kaji tipe dan sumber nyeri
-
Ajarkan tentang tehknik nonfarmakologi
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
-
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
-
Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
-
Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
-
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
-
Cek riwayat alergi
-
Evaluasi keefekifan analgesic tanda dan gejala
|
2
|
Kekurangan volume cairan
Definisi : penurunan
cairan intravaskuler interstisial, dan atau intraseluler. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan pada natrium
Batasan karateristik
Perubahan
status mental
·
Penurunan tekanan darah
·
Penurunan tekanan nadi
·
Penurunan volume nadi
·
Penuruna turgor kulit
·
Penuruna turgor lidah
·
Penuruna haluaran urin
·
Penuruna pengisisan vena
·
Membran mukosa kering
·
Kulit kering
·
Peningkatan hematokrit
·
Peningkatan suhu tubuh
·
Peningkatan prekwensi nadi
·
Peningkatan konsentrasi urin
·
Penuruna berat badan
·
Haus
·
Kelemahan
Factor yang berhubungan
·
Kehilangan cairan aktif
·
Kegagalan mekanisme regulasi
|
NOC
v Fluid balance
v Hydration
v Nutritional
status: food snd fluid
v Intake
Kriteria hasil
v Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
v Tekanan darah,
nadi, suhu tubuh dalam batas normal
v Tidak ada
tanda-tanda dehidrasi
v Elastisitas
turgor kulit baik membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
NIC
Fluid management
-
Pertahankan catatan intake dan output yang kuat
-
Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
-
Monitor vital sign
-
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
kalori makanan
-
Kolaborasi pemberian cairan IV
-
Monitor status nutrisi
-
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
-
Dorong masukan oral
-
Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
-
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-
Tawarkan snack jus buah, buah segar
-
Kolaborasi dengan dokter
-
Atur kemungkinan tranfusi
-
Persiapan untuk trafusi
Hypovolomia
manajemen
-
Monitor status cairan termasuk intake dan output
cairan
-
Pelihara IV line
-
Monitor tingkat HB dan hematokrit
-
Monitor tanda vital
-
Monitor respon pasien terhadap penambahan caian
-
Monitor berat badan
-
Dorong pasien untuk menambah intake oral
-
Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume cairan
-
Monitor adanya tanda gagal ginjal
|
3
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karateristik:
·
Kram abdomen
·
Nyeri abdomen
·
Menghindari makanan
·
Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan
ideal
·
Kerapuhan kapiler
·
Diare
·
Kehilangan rambut berlebihan
·
Bising usus hiperaktif
·
Kurangan makanan
·
Kurang informasi
·
Kurang minat pada makanan
·
Penurunan berat makanan dengan aasupan makanan
adekuat
·
Kesalahan konsepsi
·
Kesalahan informasi
·
Membran mukosa pucat
·
Ketidak mampuan memakan makanan
·
Tonus otot menurun
·
Mengeluh gangguan sensasi rasa
·
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
(recommended daily allowance)
·
Cepat kenyang setelah makan
·
Sariawan rongga mulut
·
Steatorea
·
Kelemahan otot pengunyah
·
Kelemahan otot untuk menelan
Factor-factor yang berhubungan
·
Factor biologis
·
Factor ekonomi
·
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
·
Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
·
Ketidakmampuan menelan makanan
·
Faktor psikologis
|
NOC
v Nutritional
status
v Nutritional
status: food and fluit
v Intake
v Nutrition
status: nutrien intake
v Weight control
Kriteria
hasil :
v Adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan
v Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidak ada
tanda-tanda mainutrisi
v Menunjukkan
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
v Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
|
NIC
Nutrition manajement
-
Kaji adanya alergi makanan
-
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
-
Anjurkan pasien untuk meningkatakan protein dan
vitamin C
-
Berikan substansi gula
-
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
dan mencegah konstipasi
-
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
-
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian
-
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
-
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
-
BB pasien dalam batas normal
-
Monitor adanya penurunan berat badan
-
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
-
Monitor intraksi anak atau orang tua selama makan
-
Monitor lingkungan selama makan
-
Jadwalkan peningkatan dan tindakan tidak selama
jam makan
-
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
-
Monitor turgor kulit
-
Monitor kekeringan rambut,kusam dan mudah patah
-
Monitor mual dan muntah
-
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-
Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan
kujugtiva
-
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar