Minggu, 28 Februari 2016

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK “GASTRIRTIS”

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
“GASTRIRTIS”
DI BPPLU PAGAR DEWA PROVINSI BENGKULU








OLEH :
Rudianto, S. Kep





 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2015





 
LAPORAN PENDAHULUAN


1.   Definisi
Gastritis Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal, dua jenis gastriris yang sering terjadi adalah Gastriris superficial akut dan gastriris atrofik kronis ( NANDA NIC-NOC 2015 )
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatakan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua. Yaitu:
a. Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sl inflamasi akut dan neutrofil.
b. Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi, kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H.pylori. (Arief mansjoer, 2001)

2.   Etiologi      
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akaut dan jika diabaikan akan menjadi kronik (NANDA NIC-NOC 2015   )
 Penyebab lainnya penyakit ini, antara lain :
·         Obat-obatan: Aspirin>, obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)
·         Alkohol
·         Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan
pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stres. Jika disebabkan karena obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.(Arief mansjoer, 2001)


3.   Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif yang berperan
dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam keadaan normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi kerusakan atau kelainan patologi

1.   Klasifikasi
1.      Gastritis akaut :
- gastritis akut tanpa perdarahan
- gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis erosiva
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan-makanan yang terlalau berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.
2.      Gastriris kronik : inflamasi lambung yang lama dapat disebabakan oleh ulkus beningna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylopy (H.pylopy).
3.      Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks daribduodenum. (NANDA NIC-NOC 2015)
2.   Pemeriksaan Penunjang
1.       pemeriksaan darah : tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.pylory dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien perna kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2.      Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri pylory atau tidak.
3.      Pemeriksaan feses. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feses atau tidak, hasil yang positif dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi.
4.      Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
5.      Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
(NANDA NIC-NOC 2015)


3.   Penatalaksanaan
1.Gastritis akut
        Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya,  diet lambung dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antasid juga ditunjukkan sebagai sifoprotektor berupa berupa sukralfat dan prostaglandin.
Penatalaksanaannya sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta dengan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan  pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH lambung 4. Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap dianjurkan. Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan misaprostol, atau derivat prostaglandin.
Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan meghindari alkohol dan makanan samapai gejala berkurang , bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan srupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya performasi. (NANDA NIC-NOC 2015)

1.      Gastritis kronis
Faktor utama ditandai oleh kondisi frogesif  epitel kelenjar disertai sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini digolongkan menjadi dua kategori Tipe A (altrofik atau fundal) dan tipe B (antral).
            Gastritis kronis tipe A disebut juga gastritis altrofik atau fundal, karena gastritis terjadi pada bagian fundus lamung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik tidak adanya sel parietal dan chief cell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.
            Gastritis kronis tipe B disebut juga sebagai astritis antral karena umumnya mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A, penyebab utama gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter pylori. Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan Alkohol yang berlebihan, merokok, dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma.
            Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotik untuk membatasi Helicobacter pylory, namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronis. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari bila terjadi anemia defisiensi besi ( yang disebabkan oleh perdarahan kronis). Maka penyakit ini harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai farmakotrapi. Helicobacter pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti Tetrasiklin atau Amoxicillin) dan garam bismut (pepto bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12.
(NANDA NIC-NOC 2015)
4.   Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.(Arief mansjoer, 2001)
5.   Asuhan Keperawatan Teoritis
a.    Pengkajianteoritis
Meliputi, namapanti/BPPLU, alamatpanti, tanggalmasuk, tanggalPengkajiandannomor register.
1.    Identitas Klien
Meliputi identitas pasien yaitu namalansia,umur,  jenis kelamin, status perkawinan, agama,suku, pendidikan, alamat, lama tinggal di panti, sumberpendapatan dan identitas penanggung jawab.
2.    Alasan kunjungan ke Panti

3.    Riwayat kesehatan
·       Masalah kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah menderita penyakit gastritis pada masa anak-anak dan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit.
·       Masalah Kesehatan sekarang
Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual atau muntah
·       Masalah kesehatan keluarga/keturunan
Mungkinkah pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien sekarang ini.
4.    Status Fisiologis
1.    Pola kebiasaan sehari-hari
     Aktivitas terganggu karena kelemahan fisik yang dialami pasien.
2.    Pemeriksaan fisik
§ Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien lemah.
§ Pada waktu Palpasi adanya nyeri ulu hati atau nyeri tekan abdomen.
3.    Aktivitas/istirahat
     Gejala       :           Malaise
4.    Sirkulasi
     Tanda :      Takikardia
5.    Eliminasi
     Gejala       :           Konstipasi pada awitan awal
     Tanda :      Distensi abdomen, nyeri ulu hati, nyeri tekan abdomen
6.    Makan/cairan
     Gejala       :           Anoreksia
     Tanda :      Mual/muntah
7.    Nyeri/kenyamanan
     Gejala       :           Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat dan terkontaminasi pada Mc. Burney.
     Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tidak jelas
     Tanda :      Perilaku berhati-hati, meningkatkan nyeri pada kuadran kanan karena posisi ektensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
8.    Keamanan
     Tanda :      Demam (biasanya rendah)
9.    Pernafasan
     Tanda :      Takipnea, pernafasan dangkal
10.    Penyuluhan dan pembelajaran
     Gejala       :           Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen.
b.   Diagnosa Keperawatan Yang mungkin timbul
1.    Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
2.    kekurangan volume cairanberhubungandenganmasukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
3.    ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi yang tidak adekuat
(NANDA NIC-NOC 2015)

a.   Intervensi Keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Kriteria dan hasil
intervensi
1
Nyeri akut
Definisi : pengalaman sesnsori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of pain):awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan,
Batasan karateristik:
·         Perubahan selera makan
·         Perubahan tekanan darah
·         Perubahan frekuensi jantung
·         Perubahan prekwensi pernafasan
·         Laporan isyarat
·         Diaforesis
·         Prilaku distraksi, misalnya : berjalan mondar mandie mencari orang lain dan aktivitas lain, aktivitas yang berulang.
·         Mengekspresikan prilaku misalnya : gelisa, merengek, menangis.
·         Masker wajah, misalnya : mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus meringis.
·         Sikap melindungi area nyeri
·         Indikasi nyeri yang dapat diamati
·         Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
·         Sikap tubuh melindungi
·         Dilatsi pupil
·         Melaporkan nyeri secara verbal
·         Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan :
-Agen cedera misalnya : biologis, zat kimia, fisik, psikologis
NOC
v  Pain level
v  Pain control
v  Comport level
Kriteria hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri mampu menggunakan tekhnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali skala nyeri
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC
Pain management :
-          Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensip termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
-          Obsevasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
-          Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri  pasien
-          Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
-          Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
-          Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
-          Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
-          Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-          Kurangi factor presipitasi nyeri
-          Pilih dan lakukan penangani nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)
-          Kaji tipe dan sumber nyeri
-          Ajarkan tentang tehknik nonfarmakologi
-          Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
-          Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
-          Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
-          Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
-          Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
-          Cek riwayat alergi
-          Evaluasi keefekifan analgesic tanda dan gejala
2
Kekurangan volume cairan
Definisi : penurunan cairan intravaskuler interstisial, dan atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan pada natrium
Batasan karateristik
Perubahan status mental
·         Penurunan tekanan darah
·         Penurunan tekanan nadi
·         Penurunan volume nadi
·         Penuruna turgor kulit
·         Penuruna turgor lidah
·         Penuruna haluaran urin
·         Penuruna pengisisan vena
·         Membran mukosa kering
·         Kulit kering
·         Peningkatan hematokrit
·         Peningkatan suhu tubuh
·         Peningkatan prekwensi nadi
·         Peningkatan konsentrasi urin
·         Penuruna berat badan
·         Haus
·         Kelemahan
Factor yang berhubungan
·         Kehilangan cairan aktif
·         Kegagalan mekanisme regulasi

NOC
v  Fluid balance
v  Hydration
v  Nutritional status: food snd fluid
v  Intake
Kriteria hasil
v  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
v  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
v  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
v  Elastisitas turgor kulit baik membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC
Fluid management
-          Pertahankan catatan intake dan output yang kuat
-          Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
-          Monitor vital sign
-          Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori makanan
-          Kolaborasi pemberian cairan IV
-          Monitor status nutrisi
-          Berikan cairan IV pada suhu ruangan
-          Dorong masukan oral
-          Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
-          Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-          Tawarkan snack jus buah, buah segar
-          Kolaborasi dengan dokter
-          Atur kemungkinan tranfusi
-          Persiapan untuk trafusi
Hypovolomia manajemen
-          Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
-          Pelihara IV line
-          Monitor tingkat HB dan hematokrit
-          Monitor tanda vital
-          Monitor respon pasien terhadap penambahan caian
-          Monitor berat badan
-          Dorong pasien untuk menambah intake oral
-          Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
-          Monitor adanya tanda gagal ginjal
3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karateristik:
·         Kram abdomen
·         Nyeri abdomen
·         Menghindari makanan
·         Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
·         Kerapuhan kapiler
·         Diare
·         Kehilangan rambut berlebihan
·         Bising usus hiperaktif
·         Kurangan makanan
·         Kurang informasi
·         Kurang minat pada makanan
·         Penurunan berat makanan dengan aasupan makanan adekuat
·         Kesalahan konsepsi
·         Kesalahan informasi
·         Membran mukosa pucat
·         Ketidak mampuan memakan makanan
·         Tonus otot menurun
·         Mengeluh gangguan sensasi rasa
·         Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance)
·         Cepat kenyang setelah makan
·         Sariawan rongga mulut
·         Steatorea
·         Kelemahan otot pengunyah
·         Kelemahan otot untuk menelan
Factor-factor yang berhubungan
·         Factor biologis
·         Factor ekonomi
·         Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
·         Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
·         Ketidakmampuan menelan makanan
·         Faktor psikologis
NOC
v  Nutritional status
v  Nutritional status: food and fluit
v  Intake
v  Nutrition status: nutrien intake
v  Weight control
Kriteria hasil :
v  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v  Tidak ada tanda-tanda mainutrisi
v  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
v  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
Nutrition manajement
-          Kaji adanya alergi makanan
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
-          Anjurkan pasien untuk meningkatakan protein dan vitamin C
-          Berikan substansi gula
-          Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat dan mencegah konstipasi
-          Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
-          Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
-          Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
-          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-          Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
-          BB pasien dalam batas normal
-          Monitor adanya penurunan berat badan
-          Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
-          Monitor intraksi anak atau orang tua selama makan
-          Monitor lingkungan selama makan
-          Jadwalkan peningkatan dan tindakan tidak selama jam makan
-          Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
-          Monitor turgor kulit
-          Monitor kekeringan rambut,kusam dan mudah patah
-          Monitor mual dan muntah
-          Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-          Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan kujugtiva
-          Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet


Tidak ada komentar:

Posting Komentar