Minggu, 28 Februari 2016

Rudyman johard





LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK “Dermatitis”





LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
“Dermatitis”
DI BPPLU PAGAR DEWA PROVINSI BENGKULU

STIKES_WARNA







OLEH :
Rudianto, S. Kep



PEMBIMBING AKADEMIK                                              PEMBIMBING KLINIK




(Ns. Ida Rahmawati. S.kep )                          (Januar Tahmidi, SKM)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2015








LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi ) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis . (NANDA NIC-NOC. 2015)
B.     Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar ( eksogen ), misalnya bahan kimia ( contoh : detergen, asam, basa, oli, semen ), fisik ( contoh : sinar, suhu ), mikroorganisme ( bakteri, jamur ): dapat pula dari dalam ( endogen ), misalnya dermatitis atopik. (NANDA NIC-NOC. 2015)
C.     Klasifikasi dermatitis ;
1.      Dermatitis kontak
Peradangan dikulit karena kontak dengan sesuatu yang dianggap asing oleh tubuh. Terbagi menjadi 2 ; alergi dan iritan
2.      Dermatitis atopic
Peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak.
3.      Neurodermatitis sirkumskripta
4.      Dermatitis numularis
5.      Dematitis statis
(NANDA NIC-NOC. 2015)
D.    Manifestasi klinis
1.      Dermatitis kontak
a.       Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kotak.
b.      Untuk drmatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-48 jam, bahkan sampai 72 jam.
c.       Untuk dermatits kontak eritan, gejala terbagi dua menjadi akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet. Saat kronis gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal.
d.      Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
e.       Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
f.       Dermatitis kontak iritan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan dengan tipe alergi.
2.      Dermatitis atopic (DA)
Ada 3 fase klinis DA yaitu ;
a.       DA infantil (2 bulan-2 tahun)
DA paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan kedua. Lesi mula-mula tampak didaerah muka (dahi, pipi) berupa eritema, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi bisa meluas ke kepala, leher pergelangan tangan dan tungkal. Bila anak mulai merangkak, lesi bisa ditemukan didaerah ekstensor ekstremitas. Sebagian besar penderita sembuh setelah dua tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
b.      DA anak (2-10 tahun)
Dapat merupakan lanjutan bentuk DA infantil ataupun timbul sendiri (denovo). Lokasi lesi di lipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher. Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan mingkin infeksi sekunder. DA berat yang lebih dari 50% permukaan tubuh yang dapat menggangu pertumbuhan.
c.       DA pada remaja dan dewasa
Lokasi lesi pada remaja adalah dilipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi yang kurang karateristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecah, bersisik), pulva, puting susu atau skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering agak menimbul, papul datar cenderung berkonfluensa menjadi plak likenifikasi dan sedikit skuama. Bisa didapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi hiperpigmentasi. Umumnya DA remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cendrung membaik setelah usia 30 tahun, jarang samapai usia pertengahan dan sebagian kecil sampai tua.
3.      Neurodermatitis sirkumskripta
a.       Kulit yang sangat gatal
b.      Muncul tunggal didaerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin.
c.       Rasa gatal sering hilang timbul, sering timbul pada saat santai atau sedang tidur, akan berkurang pada saat beraktifitas. Rasa gatal yang digaruk akan menambah berat rasa gatal tersebut.
d.      Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun.
4.      Dermatitis numularis
a.       Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat mengganggu.
b.      Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikal (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensa atau meluas kesamping, membentuk satu lesi karateristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas.
c.       Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasin kemudian mengering menjadi krusta kekuningan.
d.      Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai numular, bahkan plakat.
e.       Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk punggung tangan.
5.      Dermatitis statis
a.       Bercak-bercak berwarna merah yang bersisik
b.      Bintik-bintik berwarna merah dan bersisik
c.       Barok atau bisul pada kulit
d.      Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
e.       Luka (lesi) kulit
f.       Pembengkakan pada tungkai kaki
g.      Rasa gatal disekitar daerah yang terkena
h.      Rasa kesemutan pada daerah yang terkena
(NANDA NIC-NOC. 2015)
E.     Pemeriksaan penunjang
1.      Percobaan asetikolin (suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
2.      Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
3.      Pric
Pemeriksaan laboratorium
1.      Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
2.      Urin : pemeriksaan histopatologi.
(NANDA NIC-NOC. 2015).
F.      Penatalaksanaan
1.      Dermatitis kontak
a.       Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak
b.      Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin.intermiten
c.       Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka bakar.
d.      Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
e.       Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan tingkat keparahannya.
2.      Dermatitis atopic
a.       Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara panas/dingin, bahan-bahan berbulu.
b.      Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lain krim hidrofolik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.
c.       Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginos dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan intermiten, umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba-tiba dihentikan akan timbul riebound phenomen.
d.      Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Pemakaian krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu) dapat mengurangi gatal tanpa sinsitisasi, tapi pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
e.       Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan kolonis. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromesin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 10 hari atau 4 x 200 mg/hari untuk 10 hari.
3.      Neurodermatitis sirkumskripta
a.       Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal, pemberian steroid topical juga membantu mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid topical mid-potent diberikan pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah), pada pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang lowpoten, pemakaian high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit.
b.      Anti-depresan atau Anti-anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
c.       Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal ataupun oral.
d.      Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan prilaku yang dapat mencegah gatal dan garukan.
4.      Dermatitis numularis
a.       Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
b.      Secara topical lesi  dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c.       Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1;10.000
d.      Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e.       Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek.
f.       Pruritas dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisilin HCI>
5.      Dermatitis statis
a.       Cahaya berdenyut intens
b.      Diuretik
c.       Imunosupresan
d.      Istirahat
e.       Kortikosteroid
f.       Ligasi vaskuler
g.      Pelembab
h.      Terapi kompresi
(NANDA NIC-NOC. 2015)

G.    Masalah yang lasim muncul
1.      Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
2.      Nyeri akut b.d lesi kulit
3.      Resiko infeksi b.d lesi bercak-bercak merah pada kulit.
(NANDA NIC-NOC. 2015)

H.    Discharge planning
1.      Gunakan kosmetik hipoalergen
2.      Setelah mandi keringkan kulit dengan menepuk-nepuk bukan menggosok
3.      Gunakan mild soap atau pengganti sabun
4.      Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat menjadi kering
5.      Kenakan pelembab
6.      Hindari penggunaan wool atau pemaparan terhadap iritan seperti ditergen dan gunakan ditergen yang tidak mengandung bahan pemutih.
7.      Jangan menggaruk atau menggosok kulit
8.      Penderita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau krim sebaiknya hanya mengoleskan pada bagian kulit yang membutuhkan lalu dipijat secara perlahan.(NANDA NIC-NOC. 2015

A.    Asuhan Keperawatan Teoritis
1.      Pengkajianteoritis
Meliputi, namapanti/BPPLU, alamatpanti, tanggalmasuk, tanggalPengkajiandannomor register.
2.    Identitas Klien
Meliputi identitas pasien yaitu namalansia,umur,  jenis kelamin, status perkawinan, agama,suku, pendidikan, alamat, lama tinggal di panti, sumberpendapatan dan identitas penanggung jawab.
3.    Alasan kunjungan ke Panti

4.    Riwayat kesehatan
·       Masalah kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah menderita penyakit gastritis pada masa anak-anak dan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit.
·       Masalah Kesehatan sekarang
Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual atau muntah
·       Masalah kesehatan keluarga/keturunan
Mungkinkah pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien sekarang ini.
5.    Status Fisiologis
1.    Pola kebiasaan sehari-hari
     Aktivitas terganggu karena kelemahan fisik yang dialami pasien.
2.    Pemeriksaan fisik
§ Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien lemah.
§ Pada waktu Palpasi adanya nyeri ulu hati atau nyeri tekan abdomen.
3.    Aktivitas/istirahat
     Gejala       :           Malaise
4.    Sirkulasi
     Tanda :      Takikardia
5.    Eliminasi
     Gejala       :           Konstipasi pada awitan awal
     Tanda :      Distensi abdomen, nyeri ulu hati, nyeri tekan abdomen
6.    Makan/cairan
     Gejala       :           Anoreksia
     Tanda :      Mual/muntah
7.    Nyeri/kenyamanan
     Gejala       :           Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat dan terkontaminasi pada Mc. Burney.
     Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tidak jelas
     Tanda :      Perilaku berhati-hati, meningkatkan nyeri pada kuadran kanan karena posisi ektensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
8.    Keamanan
     Tanda :      Demam (biasanya rendah)
9.    Pernafasan
     Tanda :      Takipnea, pernafasan dangkal
10.    Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala       :           Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1
Kerusakan integritas kulit
Definisi : perubahan / gangguan epidermis dan / atau dermis
Batasan karateristik :
·         Kerusakan lapisan kulit (dermis)
·         gangguan permukaan kulit (epidermis)
. invasi struktur tubuh
Faktor yang berhubungan :
·         eksternal
·         zat kimia, radiasi
·         usia yang ekstrim
·         kelembaban
·         hipertermia, hipotermia
·         faktor mekanik (mis. Gaya gunting
·         medikasi
·         lembab
·         imobilitasi fisik
·         internal
·         perubahan status cairan
·         perubahan pigmentasi
·         perubahan turgor
·         factor perkembangan
·         Kondisi ketidak seimbangan nutrisi (mis:,obesitas, emasiasi)
·         penurunan emunologis
·         penurunan sirkulasi
·         kondisi gangguan metaboli
·         Gangguan sensasi
·         Tonjolan tulang
NOC
v  tissue integrity : skin and mucous membranes
v  hemodyalis akses
kriteria hasil :
v  integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
v  tidak ada luka/lesi pada kulit
v  perpusi jaringan baik
v  menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang
v  mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC
Pressure management
·         anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
·         hindari kerutan pada tempat tidur
·         jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
·         mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
·         monitor kulit akan adanya kemerahan
·         oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
·         monitor status nutrisi pasien
·         memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

insision site care
·         membersihkan, mementau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau straples
·         monitor proses kesembuhan area insisi
·         monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
·         bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan preparat antiseptic, sesuai program
·         ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka sesuai program
02
Nyeri akut
Definisi : pengalaman sesnsori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (international Association for the study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan berlangsung <6 bulan

Batasan karateristik
·         Perubahan selera makan
·         Perubahan tekanan darah
·         Perubahan prekwensi jantung
·         Perubahan prekwensi Pernafasan
·         Laporan isyarat
·         Diaforesis
·         Prilaku distraksi ( mis: berjalan mondar-mandir mencari orang lain dan atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
·         Mengekspresikan prilaku (mis: gelisa, merengek, menangis)
·         Masker wajah (mis: mata kurang bercahaya,tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada suatu focus meringis)
·         Sikap melindungi area nyeri
·         Focus menyempit (mis: gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan intraksi dengan orang dan lingungan)
·         Indikasi nyeri yang dapat di amati
·         Perubahan posisi untuk mengurangi neri
·         Sikap tubuh melindungi
·         Dilatasi pupil
·         Melaporkan nyeri secara verbal
·         Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan
·         Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
NOC
v  Pain level
v  Pain control
v  Comport level

Keriteria hasil
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC
Pain manajemen
·         Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
·         Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
·         Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
·         Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
·         Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
·         Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau
·         Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
·         Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
·         Kurangi factor presipitasi nyeri
·         Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologo, non farmakologi dan interpersonal)
·         Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
·         Ajarkan tentang telhnik non farmakologi
·         Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
·         Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
·         Tingkat istirahat
·         Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan tidak berhaasil
·         Monitor peneriman pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
·         Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
·         Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
·         Cek riwayat alergi
·         Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
·         Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri
·         Pilih rute pemberia secra IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
·         Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
·         Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
03

Resiko infeksi
Definisi : mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Factor-factor resiko :
·         Penyakit kronis
-          DM
-          Obesitas
·         Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjaan patogen
·         Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
-          Gangguan paritalsi
-          Kerusakan integritas kulit (pemasangan kateter intravena, prosedur invasif)
-          Perubahan sekresi pH
-          Penuruna kerja siliaris
-          Meroko
-          Stasis cairan tubuh
-          Trauma jaringan (mis : trauma distruksi jaringan)
·         Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
-          Penurunan hemoglobin
-          Imunosupresi (mis; imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibodi monoklonal, imunomudulator)
-          Supresi respon inflamasi
·         Vaksinasi tidak adekuat
·         Pemajanan terhadap patogen
-          Wabah
·         Prosedur invansip
·         mainnutrisi
NOC
v  Immune status
v  Knowledge : infection control
v  Risk control

Kriteria hasil
v  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v  Mendiskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
v  Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v  Jumlah leukosit dalam batas normal
v  Menunjukkan prilaku hidup sehat
NIC
Infection control ( kontol infeksi)
·         Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·         Pertahankan tekhnik isolasi
·         Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·         Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
·         Gunakan bajau sarung tangan sebagai alat pelindung
·         Pertahankan linkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·         Gunakan kateter intermitrn untuk menurunkan infeksi kendung kencing
·         Tingkatkan intake nutrisi
·         Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection (proteksi terhadp infeksi)
·         Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·         Ajarkan pasien tanda dan gejala infeksi
·         Ajarkan cara menghindari infeksi
·         Laporkan kecurigaan infeksi
·         Laporkan kultur positif




DAFTAR PUSTAKA

Amin huda Nurarief & hardi kusuma ,2015 Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi Jilid 2 jakarta